Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo menilai Gubernur NTB, Dr.TGH. M. Zainul majdi sebagai figur yang lahir dari pesantren namun sukses menjadi pemimpin daerah yang mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
"Jadikan lembaga pondok pesantren sebagai lembaga yang agamais, berpengetahuan luas, berwawasan kebangsaan, melahirkan calon-calon pemimpin bangsa, seperti Gubernur NTB sekarang ini. Beliau sudah teruji," jelas Panglima TNI saat mengahadiri Haul Syeikh Abdul Qadir Zaelani, TGH.Moch.Sholeh Hambali Bengkel, KH.Abdurrahman Wahid dan TGH.Lalu Badaruddin yang dirangkaikan dengan Harlah Pondok Pesantren Qamarul Huda Bagu ke 54, Kabupaten Lombok Tengah, di halaman ponpes tersebut, Sabtu (02/04/2016)
Selain itu, kehadiran panglima TNI di acara tersebut untuk mengingatkan seluruh jajaran TNI akan semakin sulitnya tantangan yang dihadapi saat ini. Sedapat mungkin menurutnya untuk selalu membangun kepribadian yang tangguh, memerangi terorisme, aliran sesat dan berbagai tindak kejahatan yang dapat memecah belah persatuan bangsa. Hal itu menurutnya membutuhkan kerjasama antara ulama dengan para prajurit TNI.
"Yang paling baik adalah kebersamaan antara ulama dengan TNI. Karena apabila ulama dan TNI saling bekerjasama, ini adalah inti dari kakuatan negara kita," jelasnya di hadapan Gubernur NTB beserta istri, Hj.EricaZainul Majdi, Kasad TNI, Putri Gusdur, Yeni Wahid, Jajaran TNI, Jajaran petinggi pondok pesantren, tokoh agama, tokoh masyarakat serta santri dan santriwati Panglima TNI juga menghimbau semua pihak untuk selalu mengembangkan komunikasi sosial dengan selalu menebarkan salam, menjalin silaturrahim dan persaudaraan, saling menasehati, berbuat kabajikan dan mencegah kemungkaran.
Sementara itu, Gubernur NTB menyampaikan tokoh ulama yang dihaulkan tersebut merupakan ulama yang dicintai Allah dan selalu mencintai.
"Kalau Allah itu cinta terhadap seorang manusia, Allah akan memanggil malaikat Jibril dan berkata Aku cinta pada orang itu, maka cintailah ia. Kemudian Malaikat Jibril berseru di atas langit kepada semua penghuni langit dan para malaikat, aku cinta pada seseorang itu, maka cintailah ia wahai seluruh penghuni langit" jelas orang nomor satu di NTB tersebut melalui hadits qudsi.
Gubernur juga menyampaikan tiga tokoh ulama tersebut semasa hidupnya tentu mengalami dinamika di masyarakat. Ada yang suka, ada juga yang tidak suka, ada yang pro ada juga yang kontra. Namun, saat ini tidak ada satupun yang mengingat ingat kekurangan beliau, semuanya menaruh cinta atas segala kemuliaan dan sifat-sifat yang patut diteladani.
"Itu adalah satu tanda bahwa Allah cinta terhadap beliau-beliau ini. Maka kalau kita ingin mendapatkan manfaat, bukan saja saat kita hidup di dunia, hanya satu kuncinya, carilah cinta Allah, maka Allah akan mencintai kita," ungkap Doktor Alumni mesir tersebut.
Gubernur mengajak kepada seluruh masyarakat pesantren, di samping meneruskan yang baik-baik dari para guru dan ulama terdahulu, juga menjadi pelopor kebaikan yang sudah diajarkan oleh pendiri pendiri pondok pesantren terdahulu.
Kemudian, Yeni Wahid, Putri KH. Abdurrahman Wahid menyampaikan saat ini Indonesia mengalami tantangan yang luar biasa. Tantangan yang membuat seluruh elemen bahu membahu saling bekerjasama. "Bangsa itu akan rubuh, kecuali disanggah oleh empat hal, dan salah satunya adalah pemimpin yang adil dan ulama. Di sini kita menyaksikan bagaimana ulama dan umara duduk bersama," jelasnya.
Menurutnya, Acara Haul tersebut merupakan salah cara untuk menyanggah tiang-tiang negara tersebut agar tetap kokoh berdiri.
"Karena tantangan yang dihadapi saat ini, terutama yang dialami anak muda, mulai dari tantangan sosial ekonomi politik, maupun tantangan radikalisme yang ada di luar sana, ini mengancam anak-anak cita," jelas putri kedua presiden ke 4 Indonesia tersebut.
Karena itu, Yeni berharap semua pihak, terutama anak muda untuk waspada terhadap ancaman- ancaman tersebut.