Jakarta | Peserta Orientasi dan Pemantapan Kader Baru Partai Golkar yang digelar Pimpinan Pusat Angkatan Muda Partai Golkar (PP AMPG), Rizal Kabakoran bersyukur bisa ikut merasakan dinamika politik di internal partai berlambang pohon beringin itu.
Melalui kegiatan tersebut, pandangannya terhadap dunia politik, khususnya terkait tingkah polah Partai Politik yang kerap diasosiasikan dengan perilaku negatif, berubah 180 derajat.
"Jadi dari beberapa pertemuan pada sesi materi Orientasi dan Pemantapan ini, ada perkenalan tentang hal yang positif terkait prinsip perjuangan Partai Golkar, serta kepentingan kebangsaan," kata Rizal di Jakarta, Jumat (13/9/2019).
Kata dia, bukan dunia politik namanya jika tidak ada dinamika dan tantangannya. Sebab itu, ia cukup memaklumi jika kehadiran mereka sebagai anggota baru Partai Golkar tidak luput dari tantangan.
"Sebut saja Orientasi dan Pemantapan kader baru Partai Golkar saat ini, yang di lakukan dalam beberapa angkatan, cukup mendapat tantangan luar biasa," ujar Rizal.
"Tantangan datang bertubi-tubi, baik dari eksternal maupun internal partai Golkar. Namun berkat konsistensi Ketua Umum PP AMPG Ilham Permana, agenda Orientasi dan Pemantapan ini tetap berjalan hingga saat ini per angkatan," tambah Rizal.
Namun demikian, Sarjana Pendidikan jebolan IAIN Ambon, Maluku ini juga menyayangkan sikap apriori dari sejumlah pihak, yang ujug-ujug menuding kehadiran mereka dengan kata-kata yang dianggap tidak pantas. Dan lebih ironis lagi, tudingan itu datang dari senior Partai Golkar yang sekaligus Ketua DPR, Bambang Soesatyo.
Rizal kecewa, kehadiran mereka sebagai kader baru Partai Golkar, diasosiasikan dengan kumpulan orang yang mendapat stempel negatif di masyarakat, yaitu disebut sebagai preman. Padahal, kata dia, kegiatan mereka selama menjalani giat tersebut sangat positif.
Rizal berharap, Bamsoet beserta petinggi Partai Golkar lainnya, yang secara terbuka menuding mereka dengan istilah preman agar meluruskan cara pandangannya terlebih dahulu.
Rizal menegaskan, sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, mereka punya hak politik yang dapat disandarkan pada Partai Politik mana saja, termasuk Partai Golkar.
"Harapannya kepada para individu yang sampai saat ini selalu negatif dalam memandang keberadaan dan kehadiran kelompok masyarakat tertentu dengan istilah preman dan sebagainya, maka lewat kesempatan ini mohon untuk para petinggi tersebut bisa meluruskan cara pandang," kata Rizal.